Perusahaan di Bawah Skema Kewajiban Pasar Domestik

Dibandingkan dengan Oktober 2018, utang luar negeri Indonesia meningkat US $ 12,3 miliar. Secara tahunan, utang luar negeri pada November 2018 tumbuh 7 persen dibandingkan dengan 5,3 persen pada Oktober 2018. Bank Indonesia meyakini struktur utang luar negeri negara itu tetap sehat, dengan rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto nasional tetap di 34 persen . Rasio ini masih lebih baik daripada rasio rata-rata rekan-rekan (negara-negara dengan kemampuan ekonomi yang sama, kata BI.

Selain itu, 84,8 persen utang luar negeri negara adalah utang jangka panjang. Utang luar negeri negara terdiri dari utang pemerintah senilai US $ 180,5 miliar, tumbuh 4,4 persen yoy pada akhir November 2018. Utang luar negeri pemerintah meningkat US $ 5,1 miliar dibandingkan Oktober 2018 karena masuknya modal asing ke pasar surat berharga domestik selama November 2018 .

Utang luar negeri sektor swasta pada November 2018 naik 10,1 persen atau US $ 7,1 miliar yoy dibandingkan Oktober 2018. Perusahaan listrik negara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membukukan laba operasi sebesar Rp9,6 triliun, tidak termasuk perbedaan nilai tukar pada kuartal ketiga tahun ini. 2018. Angka tersebut mewakili peningkatan 13,3 persen dibandingkan dengan Rp8,5 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, menurut data yang tersedia untuk Antaranews.com pada hari Selasa.

Kenaikan laba disebabkan oleh meningkatnya penjualan, efisiensi, dan kebijakan pemerintah untuk menetapkan harga batubara yang dijual kepada perusahaan di bawah skema kewajiban pasar domestik (DMO). Penjualan tenaga listrik naik 6,93 persen, atau Rp12,6 triliun, dari Rp181,8 triliun menjadi Rp194,4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan pada tahun yang berakhir pada September 2018 mencapai 173 Terra Watt hour (TWh), naik 4,87 persen dari 165,1 TWh pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Perusahaan berusaha untuk menahan diri dari menaikkan tarif listrik untuk mempertahankan daya beli masyarakat dan membuat bisnis dan industri lebih kompetitif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Jumlah pelanggan hingga kuartal ketiga 2018 mencapai 70,6 juta, naik 2,5 juta dibandingkan dengan akhir 2017. Akibatnya, rasio elektrifikasi nasional naik menjadi 98,05 persen pada 30 September 2018, dari 95,07 persen pada 31 Desember 2017. The rasio elektrifikasi melampaui target 96,6 persen untuk 2018.

Ekspor Indonesia mencapai US $ 14,18 miliar pada Desember 2018, turun 4,89 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau 4,62 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2017, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Ekspor pada Desember 2018 menurun karena penurunan ekspor nonmigas, sementara ekspor migas naik 27,34 persen, Kepala BPS Suharyanto mengatakan di sini pada hari Selasa.

Ekspor nonmigas pada Desember 2018 mencapai $ 12,43 miliar, turun 8,15 persen dibandingkan November 2018 dan 7,01 persen dibandingkan Desember 2017, katanya.

Di antara komoditas non-minyak / non-gas, bijih logam, kerak, dan ekspor debu mencatat penurunan terbesar $ 278,7 juta, atau 56,25 persen, sedangkan ekspor perhiasan / batu mulia mengalami kenaikan terbesar $ 84,9 juta, atau 27,41 persen.

Pasar terbesar untuk ekspor nonmigas Indonesia pada Desember 2018 adalah Cina, dengan $ 1,67 miliar; diikuti oleh Amerika Serikat, dengan $ 1,48 miliar; dan Jepang, dengan $ 1,16 miliar. Ketiga negara menyumbang 34,70 persen dari keseluruhan ekspor nonmigas pada Desember 2018.