Mendag Mendorong Industri Sukhoi Membangung Pabrik di Indonesia

Kepala Penelitian di Valbury Securities Alfiansyah di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa meskipun tingkat pertumbuhan ekonomi jauh 5,17 persen di bawah target pemerintah sebesar 5,4 persen, tingkat pertumbuhan lebih baik daripada tahun 2017 dan 2016 yang tercatat masing-masing sebesar 5,07 persen dan 5,03 persen. Faktor domestik dengan data ekonomi yang dihasilkan cukup baik dari tahun-tahun sebelumnya dan potensi apresiasi rupiah dan didukung oleh sentimen laporan laba perusahaan adalah katalis yang dapat mengangkat IHSG untuk melanjutkan kenaikannya hari ini, kata Alfiansyah.

IHSG dibuka naik 8,24 poin, atau 0,13 persen, menjadi 6.556,12, sementara kelompok 45 saham terkemuka, atau indeks LQ45, naik naik 1,98 poin, 0,19 persen, ke 1.037,62. Pada 9:25 pagi, IHSG masih di zona hijau, naik 1,25 poin (0,02 persen) ke posisi 6.549,12. Bursa regional, termasuk indeks Nikkei, turun 146,59 poin (0,7 persen) menjadi 20.727,47 dan Straits Times naik 23,18 poin (0,73 persen) menjadi 3.207,74.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita telah mendesak Mayora Group, sebuah perusahaan produk konsumen Indonesia, untuk membangun pabrik di Rusia sebagai bentuk ekspansi bisnis. Saya akan mendorong Mayora untuk mendirikan pabrik. Kami mendorong produk Mayora untuk pengembalian perdagangan, karena produk memiliki nilai tambah. Kita seharusnya tidak fokus pada batubara, Minyak Sawit Mentah (CPO), dan komoditas pertambangan, kata Lukita di sini, Rabu.

Mendag juga mendorong industri penerbangan Rusia, Sukhoi, untuk membangun pabrik di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Direktur Grup Mayora Andre Atmadja menyampaikan kemungkinan Mayora untuk membangun pabrik di Rusia. Kita perlu mempertimbangkan nilai ekonomi kita di Rusia. Jika nilai ekonomi positif, kami akan membangun pabrik di Rusia, katanya.

Tahun ini, Mayora menetapkan target untuk mengekspor dua ribu kontainer produknya ke Rusia, dengan nilai US $ 40 juta. Jumlah ini lebih tinggi dari kinerja ekspor Mayora ke Rusia pada 2018, yang merupakan seribu kontainer. Jika Mayora dapat mengekspor produknya ke Rusia dengan nilai $ 100 juta, perusahaan akan mendirikan pabrik.

^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_

Kami harus memenangkan persaingan, menawarkan harga yang terjangkau, dan meningkatkan kesadaran merek, tambahnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai tertinggi lima tahun sebesar 5,17 persen pada 2018, sebagian besar didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan pengeluaran pemerintah, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan 5,17 persen adalah pencapaian yang baik mengingat tekanan dari ketidakpastian ekonomi global, Kepala BPS Suhariyanto menyatakan di sini pada hari Rabu.

Di tengah tekanan ekonomi global, termasuk kenaikan suku bunga Fed, dan dimulainya perang dagang, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,17 persen. Memang, kami bukan yang terbaik, tapi prestasi kami tetap bagus, katanya. Baru pada kuartal keempat 2018, ekonomi nasional tumbuh 5,18 persen. Secara tahunan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen pada 2014 dan melambat menjadi 4,88 persen pada 2015.

Perekonomian nasional pulih menjadi 5,03 persen pada 2016 dan selanjutnya bergerak menjadi 5,07 persen pada 2017. Kita harus mempertimbangkan tekanan yang timbul dan tak terduga, termasuk yang eksternal. Diakui, pertumbuhan tahun ini jauh dari target yang ditetapkan dalam rencana pembangunan nasional jangka menengah (RPJMN), katanya. Dalam anggaran negara tahun 2018, pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi untuk tahun lalu sebesar 5,4 persen.

Meskipun tumbuh 6,48 persen dibandingkan dengan 2017, kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi 2018 mengalami kontraksi 0,99 persen. Kinerja ekspor juga lebih rendah dari pertumbuhan impor yang melonjak menjadi 12,04 persen. Kinerja ekspor negatif mengurangi pertumbuhan ekonomi, katanya. Kontributor pertumbuhan ekonomi 2018 adalah konsumsi rumah tangga, sebesar 2,74 persen; investasi, 2,17 persen; dan pengeluaran pemerintah, 0,38 persen. Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,05 persen, investasi naik 6,67 persen, dan pengeluaran pemerintah meningkat 4,3 persen.